MALILI – Tercatat Sudah 14.756 ternak babi mati di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan (Sulsel). Jumlah tersebut sesuai data per hari ini, Sabtu (13/5/2023).
“Per hari ini sudah 14.756 babi yang mati,” kata Dokter Hewan Dinas Pertanian Luwu Timur, drh Ummi Fahmi saat dikonfirmasi Minggu 14 Mei 2023
drh Ummi mengatakan kasus ternak babi warga yang mati hampir menyebar di 11 kecamatan di Luwu Timur. Ternak babi milik warga ini mati akibat terserang virus African Swine Fever (ASF).
“Untuk kasus yang terjadi ke peternak babi kita ini bisa dikatakan penyebab dari infeksi virus ASF,” katanya
Sebelumnya, Angka kematian ternak babi milik warga ini terus mengalami peingkatan akibat wabah virus African Swine Fever atau deman babi Afrika.
Dimana, Khusus di kecamatan Tomoni Timur, kabupaten Luwu Timur hingga hari Jumat 12 Mei 2023 terdata sudah 8.081 ekor babi yang mati dari total ternak warga sebanyak 12.054 ekor di 8 Desa.
” Angka ini terus bertambah karena masih banyak yang bergejala, per hari angka kematian capai 300an ekor, ternak yang sudah terpapar tidak akan bertahan,” Ucap drh. Gusti Ngurah
Pemerintah kecamatan dan Polsek Tomoni Timur pun sudah menyiapkan lahan sebagai tempat penguburan massal ternak babi yang mati.
Warga yang ternaknya mati diimbau agar membawa dan menguburkan dilahan yang sudah disiiapkan.
African Swine Fever (ASF) adalah penyakit viral pada babi yang sangat menular, menimbulkan berbagai perdarahan pada organ internal dan disertai angka kematian yang sangat tinggi.
Babi peliharaan (domestik) adalah hewan yang paling peka terhadap penyakit ASF. Kasus ini mulai diketahui dan ditelusuri saat ditemukan banyak bangkai babi yang dibuang di pengairan sawah di wilayah Kecamatan Tomoni Timur.
Apakah virus ASF ini bisa menular ke manusia?
Gusti menjelaskan virus ini tidak bersifat zoonosis jadi tidak terjadi penularan dari hewan ke manusia.
“Yang terserang dari virus ini hanya hewan babi,” kata Gusti.
Pemerintah juga melakukan upaya untuk pencegahan agar penyebaran tidak terjadi secara meluas.
Kami selaku petugas teknis melakukan penyuluhan dan edukasi untuk menerapkan tindakan biosekuriti,”
“Penyemprotan kandang dengan desinfektan , pemisahan ternak yang sakit dengan yang sehat dan lakukan penguburan, jika terdapat ternak yang sudah mati akibat infeksi virus ASF,” imbuhnya.
Ternak babi yang banyak dilaporkan mati ada di Kecamatan Mangkutana, seperti di Desa Maleku dan Kecamatan Tomoni Timur.
Dinas Pekerjaan Umum (PU) Luwu Timur menerjunkan alat berat berupa ekskavator untuk mengubur ternak babi ini.
“Kita turunkan alat untuk bantu kuburkan babi yang mati ini,” ujar Sekretaris Dinas PU Luwu Timur, Heriwanto Manda saat dikonfirmasi kemarin
Upaya penguburan ini sebagai langkah mencegah virus ini menular ke ternak babi yang masih hidup.(*)