News  

Pemkab Luwu Timur Butuh Rp 46 Miliar Bangun Islamic Center

banner 728x250

KABARLUTIM.COM, MALILI – Pembangunan Islamic Center Luwu Timur membutuhkan total anggaran Rp 46 miliar.

Kabid Cipta Karya Dinas PUPR Luwu Timur, Idiyana Sartiaj Umar mengatakan tanggal 9 Mei rencananya tanda tangan kontrak dengan pemenang tender.

“Jadi langsung dikerja karena kontrak fisiknya paling lama sampai Desember,” kata Idiyana kepada wartawan di kantornya, Senin (25/4/2022).

Idiyana mengatakan CV Ilhan Jaya Abadi keluar sebagai pemenang tender.  Saat ini proses masa sanggah.

“Tahap pertama pembangunan Islamic Center dianggarkan Rp14,6 miliar. Adapun total anggaran yang dibutuhkan merampungkan Islamic Center Rp 46 miliar,” kata Idiyana.

Ia menambahkan Rp 14,6 milliar untuk dana awal, termasuk juga untuk konsultan pengawas jadinya Rp 15 milliar.

Sejatinya, pada rencana awal pembangunan Islamic Center akan dilakukan dilakukan secara multi years contract (MYC).

Namun karena mempertimbangkan anggaran dari Pemkab Luwu Timur, diputuskan dibangun per tahun.

“Konsep bangunan Islamic Center menggaet konsultan yang sama pada pembangunan Masjid 99 Kubah Kota Makassar,” ujar Idiyana.
Islamic Center Luwu Timur akan dibangun tanpa tiang penyanggah tengah, seperti model Masjid Universitas Tabuk di Arab Saudi.

Menurutnya, ini akan menjadi masjid pertama yang tidak pakai tiang tengah, tiang ditaruh dipinggir.

“Karena ini konsultannya orang berpengalaman,” jelas Idiyana.

Awalnya, Islamic Center rencananya dibangun di pinggir Jalan Poris Malili-Wotu, hanya saja lahannya cuma 1.3 hektere, jadi tidak cukup.
Adapun kebutuhan lahan Islamic Center butih seluas 3,2 hektare.

Lokasi ex Terminal Malili, Jl Sam Ratulangi, Desa Puncak Indah, Kecamatan Malili, jadi lokasi pembangunan Islamic Center.

Kepala Bidang Pertanahan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP) Luwu Timur, Indra Wijaya mengatakan, ada Rp 4.9 miliar dipakai ganti rugi lahan.

“Yang sudah kita bayar baru 1,4 hektare, 4.995.002.440. Sisanya nanti masuk ke tahap 2 karena masalah di anggaran,” lanjutnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *