*Dampak Buruknya, Kampung Terancam Tengelam
TOWUTI, KABAR LUTIM– Masyarakat 4 Desa di Loeha Raya menggelar pertemuan terbuka yang dipusatkan di Desa Tokalimbo Kecamatan Towuti, Luwu Timur, Sulawesi Selatan , Rabu 22 Mei 2024.
Dalam pertemuan itu hadir 4 Perwaklian Desa di antaranya Desa Bantilang yang dikorder oleh muti(jon), Desa Tokalimbo dikordir Siramang , Desa Ranteangin dikorder Alikambri dan Desa Masiku dikorder pa pai D.
Dimana, setiap perwakilan setiap Desa itu juga berkesempatan menyampaikan aspirasi masyarakatnya yang resah akibat adanya salah satu Perusahan tambang yang mengancam sumber kebutuhan mata pencarian masyarakat.
Dalam pertemuan itu ada beberapa poin yang disepakati, pertama masyarakat loeha raya menolak tegas dengan ada PT Pramos Reseki Indah yang sering melakukan aktivitas di loeha raya.
Kedua, masyarakat tidak mengingikan kehadiran PT peramos reseki indah menambang di kawasan lahan perkebunan marica (lada) yang ada di kawasan loeha raya.
Ketiga , masyarakat loeha raya akan turun aksi menyampaikan aspirasi masyarakat di kantor DPRD Luwu Timur.
Setelah beberapa poin diatas disepakati, masyakarat lanjut diskusi mengenai Kehadiran PT.Pramos Reseki Inda yang akan membuat dampak buruk bagi masyarakat.
Yang dimana, masyakat sudah bersyukur menikmati hasil perkebunan maricanya. Kini akan diperhadapkan dengan masalah pertambangan.
Salah satu tokoh perwakilan masyarakat 4 Desa, Halhakam mengungkapkan dampak buruk masyarakat Loeha Raya jika PT pramos dibiarkan menambang di kawasan lahan perkebunan.
Menurutnya, bukan hanya kebun masyarakat kita yang hancur, bisah jadi perkampungan kita bisah tenggelam karena adanya 1 sungai yang besar yang memiliki 9 cabang.
Diantaranya sungai buntu dama,sungai salumbolu sungai salu nene dan lain-lain, yang jika ini dibiarkan otomatis sungai-sungai ini akan mengalami pendangkalan.
“Jika PT. Paramos ini dibiarkan menambang, banyak hal buruk yang akan terjadi, dan harus juga kita ketahui persawahan kita yang tadinya subur dan tanahnya hitam, akan menjadi kurus dan warna tanahnya akan jadi merah,”Tandas Halhakam (Endrik)