MALILI– Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Waemami Luwu Timur belum dapat memastikan air bersih bisa didistribusikan ke pelanggan yang terdampak krisis air bersih yang disebabkan longsor di Sungai Lawape.
Dimana, terhentinya suplai Air Bersih ke pelanggan Sudah memasuki hari ke-4 di beberapa desa di Kecamatan Malili sejak Kamis, 10 maret 2022.
Staf Khusus Direktur Bidang Teknik PDAM Luwu Timur, Makmur mengatakan, beberapa tim telah dikerahkan untuk membersihan material lumpur dan batu yang menyumbat Intake dan pipa strainer milik Perumdam Waemami Lutim di hulu sungai Lawape I, dan sudah rampung sejak Mingu sore kemarin.
Hanya saja, karena tingkat kekeruhan air masih sangat tinggi, pendistribusian air bersih belum normal. Air bersih hanya bisa tersalurkan di beberapa daerah.
“kemarin itu jam 4 selesai pembersihan material, cuma kekeruhan air belum normal, masih tinggi. Sekarang ini masih 130 NTU kekeruhannya, untuk menjernikan itu kami penggunakan bahan kimia namanya PAC,” beber Makmur kepada Wartawan Senin 14 Maret 2022
Beberapa daerah yang mulai teraliri air bersih hanya di bagian daerah dataran rendah saja, untuk dataran tinggi masih belum bisa.
Adapun daerah yang saat ini sudah mendapatkan suplai air bersih yakni ; desa puncak indah, kota malili tengah, Baruga, dan desa Ussu.
“Sebenarnya kami ini kapasitasnya itu tidak mampu, kapasitas pipa yang melayani itu cuma 50 liter/detik, cuma bisa melayani 300 pelanggan khusus di malili.
“Jadi belum bisa merata semua pelanggan yanga ada, dengan pelanggan kurang lebih 6000 di Malili. Karena itu artinya tidak seimbang dengan kapasitas dan pelanggan yang ada,” imbuhnya.
Pihak PDAM telah menerjunkan 5 unit mobil tangki untuk menyalurkan air bersih kepada warga dan akan beroperasi sampai suplai air bersih normal kembali.
“sampai saat ini ada 5 armada tangki yang kami turunkan, ada juga dari PT. CLM satu unit ada juga 2 unit kami sewa dari orang punya, kemudian untuk di jalanan yang sempit kami menggunkaan 2 mobil pickup untuk membagikan air ke masyarakat,” ungkap Makmur.
Sementara itu, Makmur menerangkan jika pihaknya belum juga menemukan pusat longsor yang terjadi karena lokasinya jauh.
“Titik longsor itu kami tidak bisa temukan, hulu sungai Lawape ini berada di daerah Wasuponda. Kemarin kami coba telusuri itu kami tidak dapat titik longsor,” pungkasnya.(****)