SOROWAKO – Inovasi PT.Vale Jadikan Sampah Organik jadi gas yang ramah lingkungan dirasakan sejumlah Pelaku UMKM.
Projek BIONI atau Biodigester Nikel ini berada di kawasan kuliner Pujasera, Simpang Tiga Kelurahan Magani, Kecamatan Nuha, Luwu Timur.
Biodigester PT Vale ini mampu mengolah hingga 100 kilogram sampah organik per hari dan menyuplai empat kompor yang menyala selama 4 hingga 6 jam setiap hari.
“Operasional itu kita rata-ratakan maksimalnya dengan kapasitas biodigester yang kita cobakan ini 100 kg per hari,” kata
Manajer Environment PT Vale Indonesia, Umar Kasmar, kepada peserta media Visit PT.Vale, Minggu (27/7/2025).
Umar Kasmar bilang, Projek Biodigester ini masuk dalam program CSR PT.Vale dibangun pada 2024 dengan investasi sekitar Rp 400 juta.
Biodigester Nikel ini mengolah sampah organik dari sisa makanan rumah tangga menjadi gas metana. Selain itu, sisa cairannya juga bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair (POC).
“Selain menghasilkan gas metana, hasil olahan biodigester ini juga berupa Pupuk Organik Cair (POC),”kata dia
Biodigester ini memberikan dua nilai tambah yakni sebagai sumber energi alternatif dan produk pendukung pertanian ramah lingkungan.
Umar Kasmar menjelaskan, cara kerja biodigester ini hingga menghasilkan gas itu dimulai dari proses mengolah sampah organik menggunakan metode anaerob dengan bantuan bakteri.
“Jadi teknologi Biodigester ini bekerja secara anaerobik dengan bakteri sehingga menghasilkan Gas Metana sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan,”Kata Umar
Umar Bilang, hasil Gas metana ini juga sangat rendah tekanannya sehingga sangat aman digunakan untuk kebutuhan rumah tangga.
Ia menjelaskan inisiatif pengelolaan sampah metode Biodigester ini berawal dari hasil identifikasi di tempat pemilahan sampah PTVI di lokasi Segregation Plant, lebih dari 30 persen sampah yang masuk merupakan Sampah organik.
“Kami melihat bahwa mayoritas sampah yang masuk ke TPA justru adalah organik. maka dari itu, penting bagi kami untuk memulai pemilahan langsung dari sumbernya,” Jelas Umar.
Sumber sampah organik yang dimaksud Umar tersebut yakni dari rumah masyarakat. Dari sinilah muncul Inovasi program Emberisasi.
Emberisasi itu sendiri adalah program memilah sampah sisa makanan yang di mulai dari rumah tangga karyawan PTVI di Pontada.
“Jadi sampah yang dihasilkan dari program Emberisasi itu dikelolah di Biodigester berubah menjadi Gas Metana,”tambahnya.
Sekarang, lanjut dia, Gas metana penganti LPG ini dimanfaatkan sebanyak 14 pelaku UMKM secara gratis di Pujasera Sorowako.
“Untuk sementara dimanfaatkan 14 Pelaku UMKM, target kita ini bisa juga dimanfaatkan untuk rumah tangga yang berada dikawasan ini,”tandas Umar
Ditambahkan Umar, PT Vale melakukan hal ini tujuan utamanya bukan hanya hasil akhir berupa gas dan pupuk, melainkan aspek edukatif bagi masyarakat.
“Jadi tujuan utama kita itu sebenarnya adalah untuk bisa menjadikan sarana edukasi ke masyarakat bahwa sampah itu bisa kita manfaatkan jika kita pilah dengan baik sejak awal.
“karana kalau sudah tercampur, ujungnya hanya bisa dibakar atau masuk ke landfill yang justru berisiko menghasilkan gas beracun,” tambahnya.(*)