Foto : Ketua Umum Kerukunan Keluarga Malili (KKM), HM Arfa BM

KABAR LUTIM | MALILI – Rencana pembangunan pabrik HPAL PT Vale Indonesia (PTVI) di Kecamatan Malili, membutuhkan 6000 tenaga kerja. Bagaimana nasib masyarakat lokal?

Ketua Umum Kerukunan Keluarga Malili (KKM), HM Arfa BM mengatakan, PTVI seharusnya sudah menyiapkan konsep terkait kesiapan tenaga kerja lokal. Namun hal yang dinantikan masyarakat tak kunjungan terlaksana.

“Sampai saat ini belum ada kejelasan sama sekali. Sebab PT Vale belum duduk bersama masyarakat dan Pemerintah daerah membahas kesiapan tenaga kerja pembangunan pabrik smelter,” kata HM Arfa BM Sabtu (03/01/24).

Menurutnya, PT Vale seharusnya sudah menyampaikan konsep dan kebutuhan tenaga kerja lokal bersama masyarakat dan Pemda Lutim. Termasuk melakukan pelatihan tenaga kerja lokal secara sistematis.

“Saya kira sudah menjadi kewajiban perusahaan menyiapkan tenaga kerja lokal yang dibutuhkan. Dengan begini, tidak ada alasan lagi jika tenaga kerja lokal kita kalah karena minim kemampuan,” ungkapnya.

Jika PT Vale tidak menyiapkan tenaga kerja lokal dengan baik sambung HM Arfa BM, maka komitmen PT Vale terkait konsep pembangunan tenaga kerja lokal dipertanyakan. Hal ini hanya menjadi bualan belaka.

Head Of Communication PT Vale Indonesia, Bayu Aji belum memberikan tanggapan terkait hal tersebut. Pesan yang dikirim melalui WhatsApp tidak dibalas. Hanya dibaca.

Demikian halnya dengan Kadisnaker Lutim, Kamal Rasyid yang dihubungi melalui pesan WhatsApp. Ia belum memberikan tanggapan terkait kesiapan tenaga kerja menyambut pembangunan smelter PT Vale di Desa Harapan, Kecamatan Malili.

Sebelumnya, Chief Operating Officer PT Vale Indonesia Tbk Abu Ashar menyampaikan rencana pembangunan HPAL ini beberapa waktu lalu pada kegiatan UKW di Sorowako. Ia menyampaikan, tahun 2023 pembangunan HPAL di Kecamatan Malili dimulai.

Pabrik ini ungkap Abu Ashar, akan mengolah limonite atau bijih Nikel berkadar rendah dari lokasi tambang PT Vale di blok Sorowako, menjadi mixed hydroxide precipitate (MPH). MPH inilah dijadikan bahan untuk komponen baterai kendaraan listrik.

Estimasi kapasitas produksi dari pabrik HPAL PT Vale Indonesia di Kecamatan Malili, sebesar 60.000 ton. Dan membutuhkan jumlah Karyawan sekitar 6000 orang dengan memprioritaskan warga lokal. (*)

Berita SebelumnyaMengenal Sosok Muh Ikhwan Aqhar, Pemuda Dari Luwu Timur, Harapan Baru Dapil 11 Sulsel
Berita BerikutnyaDua Warga Luwu Timur Meninggal Dunia Tersambar Petir

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini