MALILI – Pembangunan Matano Belt Road pada ruas jalan Ussu–Nuha hingga batas Provinsi Sulawesi Tengah resmi dimulai. Proyek infrastruktur strategis tersebut ditandai dengan penekanan sirine oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman tanda dimulainya pekerjaan.
Kegiatan groundbreaking dipusatkan di jalan poros Desa Ussu, Kawata, Kecamatan Malili, Kabupaten Luwu Timur, Senin (22/12/2025).
Turut hadir Wakil Bupati Luwu Timur Hj. Puspawati Husler, Wakil Presiden Direktur sekaligus Chief Operation and Infrastructure Officer PT Vale Indonesia, Abu Ashar, unsur Forkopimda Luwu Timur, pejabat Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, serta sejumlah undangan lainnya.

Chief Operating Officer (COO) PT Vale Indonesia Tbk, Abu Ashar, mengatakan pembangunan jalan ini merupakan bentuk nyata komitmen perusahaan dalam mendukung pembangunan daerah.
“Ini tentu hal yang sangat baik. Ke depan kita berharap jalan ini dapat dimanfaatkan dengan optimal dan pembangunannya berjalan lancar. Ini adalah bukti komitmen PT Vale,” ujar Abu Ashar.
Ia menjelaskan, ruas jalan sepanjang 35 kilometer tersebut menjadi proyek penting untuk meningkatkan konektivitas wilayah Luwu Timur, khususnya akses menuju kawasan Nuha dan perbatasan Sulawesi Tengah.
Infrastruktur ini diharapkan mampu memperlancar arus transportasi, mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, serta membuka keterisolasian wilayah.
“Dengan pembangunan ini, transportasi akan lebih efisien dan pada akhirnya meningkatkan perekonomian masyarakat. Sekali lagi, ini bentuk komitmen PT Vale,” tambahnya.
Abu Ashar juga menegaskan bahwa pembangunan jalan tersebut merupakan kontribusi jangka panjang perusahaan untuk Luwu Timur.
“Walaupun suatu saat PT Vale sudah tidak ada lagi di Luwu Timur, paling tidak ada sesuatu yang tertinggal dan bisa dikenang. Insya Allah,” tutupnya.
Sebagai Informasi, Pembangunan jalan poros Ussu–Nuha–batas Sulawesi Tengah akan dilaksanakan dalam tiga tahap dengan pendanaan yang bersumber dari dana Corporate Social Responsibility (CSR) PT Vale Indonesia (PTVI).

Sementara itu, Wakil Bupati Luwu Timur Hj. Puspawati Husler dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan rasa bangganya atas kehadiran Gubernur Sulsel dalam peresmian dimulainya pembangunan jalan.
Menurutnya, jalan poros Ussu hingga pesisir Danau Matano merupakan akses yang telah lama dinantikan masyarakat Luwu Timur untuk membuka sentra ekonomi baru, khususnya di sektor pariwisata Danau Matano.
“Jalan ini sangat strategis karena akan membuka peluang ekonomi baru dan mendukung pengembangan destinasi wisata unggulan di Luwu Timur,” ungkap Puspawati.
Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman dalam sambutannya turut mengapresiasi kontribusi PT Vale yang membiayai pembangunan infrastruktur tersebut melalui dana CSR.
Ia menilai kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta sangat penting dalam mempercepat pembangunan.
“Saya tahu standar PT Vale itu tidak main-main. Kalau membangun jalan, pasti lebar dan kualitasnya tidak diragukan,” ujar Gubernur Andi Sudirman
Ia mengungkapkan, pembangunan jalan sepanjang 35 kilometer ini sepenuhnya menggunakan anggaran dari PT Vale dan ditargetkan rampung hingga akhir tahun 2026.
“Pekerjaan ini besar kontribusinya. Kalau standar PT Vale, satu kilometer bisa mencapai Rp10 miliar. Artinya totalnya bisa sekitar Rp350 miliar,” jelasnya.
Gubernur juga menyanjung kondisi hutan Luwu Timur yang masih hijau dan asri, serta mengapresiasi komitmen PT Vale dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Ia bahkan mengusulkan pembentukan dewan adat penjaga alam yang melibatkan unsur pemerintah, Forkopimda, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan pemerhati lingkungan.
Selain itu, Andi Sudirman Sulaeman juga menyampaikan rencana Pemprov Sulsel untuk melaksanakan gerakan revolusi hijau pada tahun depan melalui penanaman pohon secara bertahap, serta pembentukan satuan tugas penegakan hukum terkait aktivitas yang melampaui batas izin kewenangan provinsi seperti tambang galian C dan perhutanan sosial.
Usai sambutan, kegiatan dilanjutkan dengan penandatanganan MoU dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara PT Vale Indonesia dan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, kemudian dilanjutkan dengan penekanan tombol sebagai tanda resmi dimulainya pembangunan Jalan Ussu–Malili ke pesisir Danau Matano hingga batas Provinsi Sulawesi Tengah. (*)

