*Lewat Branding UMKM Abon Bandeng, Dinilai Miliki Ekonomi Tinggi
ANGKONA, KABAR LUTIM– Dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat Desa Watangpanua, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Reguler Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palopo membantu re-branding produk UMKM Desa Watangpanua. Sasaran yang dituju adalah pelaku UMKM.
Dalam kegiatan re-branding UMKM ini, mahasiswa KKN (IAIN) Palopo Posko 7 terlebih dahulu melakukan observasi terkait potensi desa yang dapat dikembangkan. Dalam proses KKN yang berlangsung sejak tanggal 09 september 2024.
Dari hasil observasi itu, Desa Watangpanua merupakan desa yang kaya akan sumber daya alam, terutama perikanan, dimana ikan bandeng menjadi salah satu aset yang sangat berpotensi untuk dikembangkan.
Kegiatan ini diadakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi ekonomi desa, khususnya dalam pengolahan produk lokal, yakni abon bandeng yang dinilai memiliki nilai ekonomi tinggi dan berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai produk unggulan desa watangpanua.
Jufri Febrian dan Mawar Nurhasisa P selaku Kordes dan Bendahara pada posko 7 menjelaskan bahwa salah satu potensi terbesar yang ditemukan sesuai observasi yang telah dilakukan adalah hasil tangkapan ikan bandeng yang melimpah di desa Watangpanua.
“Ikan bandeng ini umumnya hanya dijual dalam bentuk segar, sehingga nilai jualnya relatif rendah. Oleh karena itu, kami berinisiatif untuk membantu warga mengolah bandeng menjadi produk olahan abon bandeng dan memperkuat branding pada kemasan yang akan digunakan pada produk abon bandeng.” ujarnya
Musfirah sebagai ketua penggerak tim PKK sekaligus pembentuk UP2K dan UMKM di Desa Watangpanua menyatakan bahwa kegiatan pengolahan abon bandeng ini bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan perekonomian desa, tetapi juga untuk memberdayakan perempuan di desa sebagai penggerak ekonomi lokal.
Di Desa Watangpanua ini, ikan bandeng sering dijadikan sebagai bahan makanan sehari-hari, namun belum banyak diolah menjadi produk yang memiliki nilai jual tinggi.
Oleh karena itu, Musfirah merasa perlu untuk menciptakan suatu produk inovatif dan mengajak seluruh ibu-ibu PKK yang tidak hanya bisa meningkatkan pemasaran ikan bandeng, tetapi juga memberdayakan ekonomi keluarga.
“Produk ini diharapkan mampu meningkatkan daya tarik konsumen dan memperluas pasar, sehingga memberikan dampak positif bagi perekonomian warga desa,” ujarnya.
Kegiatan pendampingan ini melibatkan sejumlah elemen masyarakat Desa Watangpanua, di antaranya para ibu rumah tangga, pemuda karang taruna, dan tokoh masyarakat setempat.
Pendampingan ini dilakukan dengan pendekatan langsung di lapangan, di mana mahasiswa bersama instruktur memberikan panduan dan pendampingan praktik kepada warga yang mengikuti kegiatan.
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk kontribusi nyata mahasiswa KKN dalam membantu masyarakat desa untuk mengembangkan potensi ekonomi lokal.
Mahasiswa KKN Posko 7 berharap bahwa pendampingan ini dapat terus berlanjut dan memberikan dampak positif bagi perekonomian Desa Watangpanua dalam jangka panjang.
Untuk keberlanjutan program ini, mahasiswa KKN Posko 7 akan terus melakukan monitoring terhadap perkembangan usaha abon bandeng di Desa Watangpanua.
Evaluasi berkala akan dilakukan untuk menilai efektivitas pendampingan dan melihat kendala-kendala yang mungkin dihadapi oleh warga dalam proses produksi dan pemasaran.(*)