MALILI – Pengaliran air Perusahaan Umum Daerah Air Minum Waemami Kabupaten Luwu Timur ke pelanggan belum bisa dilakukan secara maksimal.
Pasalnya, Water Treatment Plant (WTP) atau Instalasi Pengolahan Air (IPA) PDAM Malili masi dalam kondisi tidak stabil.
Dimana WTP PDAM Malili sudah dibangun beberapa tahun lalu, dan diakui belum pernah dilakukan pemeliharaan sehingga ada banyak hambatan yang harus dialami PDAM Malili untuk mengalirkan air ke pelanggan.
Direktur Perusahaan Umum Daerah Air Minum Waemami Kabupaten Luwu Timur, Andi Maryam menjelaskan WTP yang ada saat ini seharusnya diperbaiki, seperi yang berada di Malili sudah tidak mampu bekerja sesuai dengan kapasitasnya.
“Yang ada Sekarang yaitu 50 liter per detik, itu sudah tidak 50 liter perdetik lagi karena selama dia ada belum pernah dipelihara, jadi itu banyak mengalami kerusakan,” Kata
Andi Maryam ,Kamis 2 Maret 2023 kemarin
Lanjut Andi Maryam, WTP di Luwu Timur terletak ada dilima titik, di Wasuponda 20 liter perdetik, Malili 50 liter perdetik, Tarabbi 20 liter perdetik, Angkona 10 liter perdetik, dan Wotu 20 liter perdetik.
“Sebelum saya menjabat jadi direktur itu sudah rusak, memang saya baru tau ahkir tahun kemarin saat saya mencoba melakukan penutupan bypas, menurut hitungan teknis itu tidak cukup dan tidak bisa diolah,” tandasnya
“Karena pengalaman saya itu kalau kita punya WTP kalau tingkat kekeruhan kita disini Harus nya itu biar kondisi hujan tetap bisa dialirkan,” tambah Andi Maryam.
Kerusakan yang terjadi di WTP itu, sehingga tidak mampu melayani sekian pelangan, kata Andi Maryam, setelah dicek ternyata sudah ada beberapa yang retak, pasir kuarsa nya tidak pernah dibersihkan dan itu semua harus dipelihara dan pasti beberapa noselnya sudah rusak.
“Jadi itu harus dibenahi kembali supaya kapasitas nya yang dari 50 liter perdetik sehingga air yang diproduksi dan mampu keluar dari creserver itu memang 50 liter perdetik,” kata dia.
Dari beberapa WTP PDAM Malili mengalami kerusakan dan kekurangan masing-masing, sehingga bajetnya bisa berfariasi.
“Kita disini sulit anggaran, apalagi biaya tarif yang murah sehingga kita tidak mampu untuk membiayai WTP yang mengalami kerusakan,” kata Andi Maryam.(*)