WASUPONDA– PT Vale Indonesia (PTVI) menggelar pelatihan Mitigasi dan Adaptasi Bencana sebagai upaya membangun budaya keamanan dan keselamatan bersama dengan masyarakat di sekitar wilayah Pemberdayaan.
Mitigasi dan Adaptasi Bencana ini dilaksanakan selama 2 hari yang dimulai Jumat – Sabtu, 20 – 21 Juni 2025 dipusatkan di Bukit Tabor, Desa Tabarano, Kecamatan Wasuponda, Kabupaten Luwu Timur.
Pelatihan ini sebagai upaya PT.Vale untuk mewujudkan Desa Tangguh Bencana diwilayah operasionalnya. dengan meningkatkan kapasitas masyarakat desa dalam menghadapi risiko bencana alam dengan tindakan cepat dan tepat.
Kegiatan ini melibatkan 4 desa di kecamatan Wasuponda sebagai peserta diantaranya desa Wasuponda, desa ledu-ledu, desa Tabarano dan desa Balambano. Turut juga dilibatkan PMI,BPBD, Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar).
Kegiatan ini menghadirkan Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Wilayah Sulawesi sebagai narasumber dalam memberikan materi dalam sesi pelatihan terkait dengan Sosialisasi dan Pencegahan kebakaran Hutan.
Head of External Relation PT Vale Indonesia, Endra Kusuma mengatakan, Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada masyarakat agar dapat mengurangi dampak bencana, baik melalui tindakan pencegahan (mitigasi) maupun penyesuaian terhadap perubahan lingkungan (adaptasi)
Endra Kusuma bilang, para peserta dibekali mulai dari teori dan praktek langsung sebagai responsip untuk melakukan tindakan cepat dan tepat jika terjadi bencana.
“Kegiatan ini sebagai upaya untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana,”Endra
“Kegiatan ini masuk dalam program Pemberdayaan PT.Vale, tujuan untuk penguatan lebih dalam bagi masyarakat dalam kesiapan mengahadapi Bencana. Karena outfit nanti akan terbentuk kelembagaan lokal,”tambahnya
Endra menambahkan, Pelatihan ini bukan lebih pada dampak yang ditimbulkan Perusahaan, tapi lebih pada penguatan dan peningkatan masyarakat.
“Kami percaya bahwa kehadiran dan kontribusi dari Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Wilayah Sulawesi akan sangat berharga dalam memberikan pemahaman yang komprehensif dan membangun kesadaran kolektif masyarakat terhadap isu kebencanaan,”katanya
Pelatihan dilakukan secara dua tahap. Hari pertama difokuskan pada teori dan pemahaman terhadap potensi risiko bencana yang dapat terjadi di Luwu Timur, kecuali vulkanik.
Hari kedua diisi dengan simulasi skenario bencana gabungan, mencakup kebakaran, gempa bumi, dan tanah longsor. Dalam simulasi tersebut, digambarkan adanya korban luka bakar, ibu hamil, korban tertimbun reruntuhan, hingga korban patah tulang akibat bangunan runtuh.
Simulasi mencatat total 140 Kepala Keluarga mengungsi ke tempat aman dan rumah keluarga, 3 orang digambarkan meninggal dunia, 6 orang luka ringan, serta 186 rumah mengalami kerusakan berat dan 37 rumah rusak ringan.
Madras, salah satu pengurus PMI Luwu Timur yang terlibat dalam kegiatan, mengapresiasi manajemen logistik dan alur informasi selama pelatihan.
“Kegiatan ini sangat penting karena wilayah Luwu Timur memiliki beragam potensi bencana. Terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, perempuan, dan lansia, mereka perlu dibekali dengan informasi dan tindakan yang tepat,” ujarnya.
Kepala Desa Tabarano, Rimal Manuk Allo, menyampaikan harapannya agar kegiatan seperti ini terus berlanjut. “Kami berharap ke depan kegiatan ini tetap disupport oleh PT Vale maupun Pemerintah Daerah. Simulasi ini menggambarkan kejadian nyata, walau tentu kita semua berharap bencana tidak pernah terjadi,” ungkapnya.
Dengan keterlibatan lintas sektor dan partisipasi aktif warga, PT Vale Indonesia Tbk membuktikan bahwa keselamatan bukan sekadar slogan, melainkan komitmen nyata untuk menjaga kehidupan dan lingkungan masyarakat sekitar operasional perusahaan.(*)