SOROWAKO– Taman Keanekaragaman Hayati (Taman Kehati) Sawerigading Wallacea PT. Vale merupakan pusat pelestarian biodiversitas lokal, termasuk konservasi spesies tanaman.
Disini tempatnya pemulihan lingkungan pasca tambang PT.Vale dilakukan. keanekaragaman hayati disini dirawat seperti keluarga.
Nismayani, Junior reklamasi engineer PT Vale menyambut tim media visit PT.Vale. Sambutannya sangat ramah, ada sekitar kurang lebih 40 orang yang hadir.
Nismayani kemudian menjelaskan terkait kinerja perusahaan dalam Proses Reklamasi pasca tambang. Nismayani tidak sendirian ada dua orang rekannya mendampingi, Leoni, staf di Departemen Enfiro PT Vale dan Akbar, Supervisor of Nursery & Rehabilitation.
Ia menjelaskan secara keseluruhan, Hingga April 2025, tercatat perusahaan telah mereklamasi sekitar 3.800 hektare.
totalnya ini dari bukaan tambang seluas 5.900 hektare, atau setara 65 persen.
“Yang sudah kita reklamasi, seluas 3.800 hektare dari bukan tambang dengan reklamasi sekitar 65 persen,” jelas Nismayani, Sabtu (26/7/2025).
Nismayani menjelaskan, Reklamasi itu bukan hanya sekadar menanam pohon, tapi dimulai dari penataan lahan, setelah itu penimbunan bekas lubang tambang, pembentukan kontur, hingga revegetasi.
Prosesnya pun dilakukan secara bertahap,yang pertama dimulai saat area tambang sudah tidak lagi digunakan. Lokasi tersebut ditimbun kembali menggunakan material tanah yang tidak mengandung unsur ekonomi, lalu dibentuk ulang kontur lerengnya agar stabil dan aman untuk ditanami.
Setelah itu, dilakukan pengendalian erosi melalui pembangunan saluran drainase menggunakan kombinasi batu dan geomate—material sintetis berwarna hijau yang juga memperindah tampilan lanskap.
Selanjutnya, dilakukan penghamparan tanah pucuk atau topsoil, yaitu tanah lapisan atas yang disimpan sejak awal proses tambang.
“Tanah ini diperkaya dengan kompos organik hasil kerja sama dengan masyarakat sekitar, dengan dosis penggunaan mencapai 16 ton per hektare,”jelasnya.
Tercatat Di papan informasi menunjukkan jumlah tanaman yang sudah ditanam 5,1 juta pohon. terdiri dari Pohon pionir seperti Johar, Kayu Angin, Beringin dan jenis pohon lainnya tumbuh subur di Nursery dan Himalaya (area bekas tambang).
“Hingga saat ini telah ditanam lebih dari 5,1 juta tanaman di area reklamasi. Tanaman yang digunakan terbagi atas dua jenis utama: tanaman pionir dan tanaman lokal atau endemik, dengan proporsi 40 dan 60 persen,”kata Nismayani sambil menunjukkan papan informasi
Ia mengatakan, Jenis pionir yang ditanam antara lain johar, kayu angin, eucalyptus, sengon buto, suren, dan beringin. Tanaman pionir ditanam terlebih dahulu karena mampu tumbuh tanpa naungan, dan berfungsi membentuk mikroklimat yang mendukung pertumbuhan tanaman lokal pada tahap berikutnya.
“Tanaman lokal membutuhkan kondisi yang lebih teduh, jadi tidak bisa langsung ditanam bersamaan dengan pionir,” jelasnya.
Setelah penanaman, perusahaan melakukan pemeliharaan rutin setiap tiga bulan. Kegiatan ini meliputi pemupukan ulang, penyulaman pohon mati, dan pembersihan gulma. Pemeliharaan berlangsung hingga tanaman dinilai mampu tumbuh mandiri, umumnya dalam waktu dua hingga tiga tahun.
Memasuki tahun ketiga, PT Vale juga melakukan pengayaan dengan menanam pohon multiguna seperti pohon kayu keras dan tanaman bernilai ekonomi lainnya.
“Kami tidak hanya menanam dan meninggalkan, tapi memastikan tanaman tumbuh sehat dan lahan benar-benar pulih secara ekologis,” kata Nismayani.
Soal reklamasi, PT Vale tak sekadar melakukannya di area konsesi. Di luar area konsesi juga dilakukan. Kurang lebih luas 33.306 hektar. Sebanyak 14.230 ribu di Sulsel, Sultra 12500 hektare, dan Sulteng 3117 hektare.
“Tiga provinsi jadi tanggung jawab utama karena ada wilayah konsesi,” tambah Supervisor of Nursery &
Rehabilitation PT Vale, Akbar.
Di luar area konsesi sambungnya, bantuan rehab Daerah Aliran Sungai (DAS) berada di Provinsi Jawa Barat dengan total lahan 435 hektare. Tepatnya berada di Tasik Malaya, Pangendaran, dan Sumedang.
“Kemudian di Provinsi Bali 500 hektare. Tepatnya di Kabupaten Buleleng, Kelungkung, Nusa Penida. Sekarang Vale tanggung jawab mendukung di lima provinsi untuk mewujudkan zero emision,” ungkap Akbar. (*)