BKKBN Provinsi Sebut Kontribusi PT.Vale Sangat Besar Turunkan Angka Stunting

MALILI– Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Selatan mengucapkan terimakasih kepada PT.Vale atas komitmennya, programnya dan kontribusinya yang terus aktif dalam penurunan angka stunting di Luwu Timur.

Itu disampaikan Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Selatan Shodiqin dalam kegiatan Tim Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Kabupaten Luwu Timur, yang digelar di Aula Sasana Praja Kantor Bupati, Kamis (22/05/2025).

Kegiatan ini dirangkaikan dengan sosialisasi Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting (Genting). serta peluncuran pedoman dan diseminasi percepatan pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Luwu Timur tahun 2025.

“Luwu Timur saat ini angka stunting mencapai 26 persen. mudah mudahan bisa diturunkan. Apalagi disini ada perusahaan besar dari PT Vale sebagai orang tua asuh, “ungkap Shodiqin

Shodiqin menyebut, kontribusi PT Vale dalam mendukung prognas stunting menuju Indonesia Emas. Sangat besar, banyak program nya dan bantuannya.

“Terimakasih dari PT.Vale, kami dari BKKBN Provinsi sudah ada kerja sama dengan PT Vale,” kata Shodiqin lagi

Dia bilang, PT.Vale sudah banyak membantu baik dari Programnya maupun bantuan secara fisik.karena saat itu, kita diinstruksikan dari BKKBN pusat masing-masing provinsi harus membuat sumur bor air bersih dan itu kami dapatkan dari PT.Vale.

Penyebab stunting itu banyak sekali mulai dari lingkungan kebersihan, sanitasi, air bersihnya termasuk faktor-faktor kesehatannya.

Untuk Faktor kesehatan penyebab stunting sesuai pendataan , kata shodiqin, banyak ditemukan yang tidak menghindari 4 T. yakni Terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu Dekat, dan Terlalu Banyak. Penyebab ini sangat banyak menyumbang adanya stunting.

Perlu dipahami apa itu 4 T. Terlalu Muda. Sebab Ibu yang hamil pertama di usia kurang dari 21 tahun, secara fisik kondisi rahim dan panggul belum berkembang secara optimal.

“Tunggu sampai usia matang, organ reproduksi di bawah 21 tahun belum siap sehingga prevalensi terkena kanker serviks lebih besar. Kemudian, Terlalu Tua. Misalnya ibu hamil pertama pada usia kurang lebih 35 Tahun dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayinya.

Sementara T yang ketiga, Terlalu Dekat, adalah jarak antara kehamilan pertama dengan berikutnya kurang dari dua tahun yang dapat menghambat proses persalinan seperti gangguan kekuatan kontraksi, kelainan letak dan posisi janin.

Dan T keempat, Terlalu Banyak Anak, misalnya ibu pernah hamil dan melahirkan lebih dari dua kali, sehingga dapat menghambat proses persalinan, seperti gangguan kontraksi, kelainan letak dan posisi janin, serta perdarahan pasca persalinan.

*Program PT.Vale “Genzi”

Gerakan Pencegahan Stunting dan Pemenuhan Gizi” (Genzi) merupakan program PT .Vale untuk menangani stunting di Kabupaten Luwu Timur khususnya di area operasional perusahaan.

Program ini bertujuan untuk menurunkan angka stunting melalui berbagai intervensi, termasuk pembagian makanan bergizi dan edukasi.

Director External Relations PT Vale Indonesia Tbk, Endra Kusuma mengatakan, melalui kolaborasi antara PT Vale dan Pemerintah ini, upaya pencegahan stunting diharapkan mampu menekan angka stunting di Luwu Timur.

“Kami berharap program ini menjadi salah satu jalan mencegah stunting, makanya program ini menyasar kalangan generasi muda khususnya usia remaja agar dapat membiasakan diri hidup sehat, dimulai dari mengonsumsi buah, sayur, dan juga tablet tambah darah.

Endra Kusuma menambahkan, kegiatan sinergi para pihak ini diharapkan berkelanjutan yang akan terus menyasar para remaja di Luwu Timur melalui sekolah-sekolah.

“Dengan gizi yang baik generasi mendatang diharapkan terbebas dari gizi buruk dan berbagai macam penyakit, sehingga terus berkontribusi pada peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Luwu Timur untuk terus maju & menyongsong kemandirian pasca tambang kelak,”

Wujud komitmen PT.Vale Turunkan Angka Stuting, Bangun 7 Titik Sumur Bor di Wasuponda

Dalam mendukung upaya penurunan stunting, PT Vale membangun tujuh titik sumur bor dan tandon air di Kecamatan Wasuponda, Luwu Timur.

Upaya itu dilakukan untuk menghadirkan air bersih yang bisa dikonsumsi oleh masyarakat. Sumur bor ini telah beroperasi dan disalurkan ke seluruh desa di Wasuponda. Program ini sebagai wujud sinergi terhadap pembangunan dan kemandirian pascatambang.

Kepala BKKBN dr. Hasto mengapresiasi PT Vale telah menghadirkan air bersih di masyarakat, karena air bersih sangat penting bagi masyarakat, khususnya para ibu hamil dan anak balita.

“Terima kasih kepada PT Vale yang sudah menghadirkan air bersih. Saya sudah cicipi airnya dan tidak kalah dengan air dari PDAM. Kebersihan air untuk dikonsumsi masyarakat, khususnya ibu hamil, sangat penting untuk mencegah stunting,”kata Hasto, Rabu 12 Juni 2024 saat kunjungannya ke lokasi sumur bor setahun lalu.

Hasto menjelaskan, bahwa air bersih sangat penting, karena ketika air tidak cukup bersih untuk dikonsumsi masyarakat, dapat menimbulkan infeksi yang disebabkan oleh parasit atau cacingan.

“Bila terkena infeksi, maka anak-anak akan mudah sakit, yang akhirnya akan berpengaruh terhadap pertumbuhan badan dan kecerdasan anak, dan berujung pada stunting.”ujarnya.

“Untuk itu, sangat penting dalam menghadirkan air bersih di masyarakat. Stunting juga dapat dicegah dengan penerapan Keluarga Berencana (KB), yaitu dengan mengatur jarak anak. Jarak anak yang paling ideal adalah minimal tiga tahun, sehingga tidak terlalu berdekatan,” paparnya.

Bupati Luwu Timur Dorong Kolaborasi Cegah Stunting: “Ini Tanggung Jawab Bersama”

Bupati Luwu Timur mengajak seluruh pemangku kepentingan, terutama di tingkat desa dan kecamatan, untuk berperan aktif dalam upaya penurunan stunting, terlebih di wilayah pelosok yang masih minim fasilitas kesehatan.

“Saya mengajak sektor swasta untuk menjadi bagian dari solusi melalui program orang tua asuh. Harapan kita di tahun 2025, angka stunting bisa turun secara bertahap,” imbuhnya.

“Program seribu Kehidupan juga akan mulai dijalankan melalui anggaran perubahan tahun ini, menyasar ibu hamil dengan dukungan fasilitas gizi dan nutrisi selama 9 bulan hingga 1 tahun pasca melahirkan,” tambah Bupati.

Lanjut Bupati Irwan menegaskan, penanganan stunting bukan hanya tugas pemerintah, tetapi menjadi tanggung jawab bersama.

“Jika seluruh elemen masyarakat bergerak, maka penurunan stunting bukanlah hal yang sulit untuk dicapai,” tegas Bupati Irwan.

Sementara Kepala DP2KB Kabupaten Luwu Timur, Nursih Hairani melaporkan, tujuan utama rapat koordinasi ini adalah untuk meningkatkan komitmen dan dukungan dari berbagai elemen seperti sektor swasta, PKK, kecamatan, desa lokus stunting, PLKB, dan para orang tua asuh.

Nursih menambahkan, terdapat dua isu penting yang menjadi perhatian dalam penanganan stunting, yakni kependudukan dan bonus demografi. Saat ini mayoritas penduduk berada dalam usia produktif (15–60 tahun), namun tantangan ke depan adalah meningkatnya populasi lansia dengan usia harapan hidup mencapai 74 tahun.

“Situasi ini harus kita kelola sebagai peluang, bukan ancaman. Dukungan dari semua pihak sangat dibutuhkan,” tegas Plt. Kepala Dinas P2KB Lutim ini.

Kegiatan ini ditutup dengan penandatanganan komitmen Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting, peluncuran pedoman dan diseminasi percepatan penurunan stunting tahun 2025, serta penyerahan pedoman secara simbolis kepada perwakilan peserta.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh narasumber dari Yayasan Jenewa Madani Indonesia, Andi Irfanji, SKM, M.Kes, yang menggarisbawahi pentingnya kolaborasi semua pihak demi terwujudnya SDM unggul dan Indonesia Emas 2045.

banner 728x250