MALILI– Guna menggali potensi mengenai strategi penerapan dalam pengelolaan sampah di tingkat masyarakat, maka Bank Sampah Delima Kelurahan Magani, Kecamatan Nuha, melakukan Kaji Tiru di Provinsi Bali.
Rombongan kaji tiru Luwu Timur dipimpin oleh Camat Nuha, Haryiadi Hamid, bersama Lurah Magani, Rany Syam, Direktur dan Pengurus Bank Sampah Delima, serta perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Lutim.
Bank Sampah yang menjadi tujuan Kabupaten Luwu Timur ialah Bank Sampah Induk Bali Wastu Lestari Denpasar dan Bank Sampah Unit, karena merupakan bank sampah pertama dan terbaik di Bali.
Kedatangan rombongan kaji tiru Lutim disambut langsung oleh Direktur Bank Sampah Induk Bali Wastu Lestari, Ni Wayan Riawati sekaligus Sekjen Asosiasi Bank Sampah Indonesia (Asobsi).
Camat Nuha, Hariyadi Hamid, yang dikonfirmasi Kamis (18/05/2023) menjelaskan, dalam kaji tiru di Bali ini, ada 3 bank sampah yang telah dikunjungi, yakni Bank Sampah Induk (BSI) Bali Wastu Lestari Jl. Ahmad Yani Utara Gg. Garuda No. 1 Peguyungan Kec. Denpasar Utara, Bank Sampah Sarana Gathi., Jl. Ahmad Yani Utara No. 453, Peguyangan, Kec. Denpasar Utara, Bali, dan Bank Sampah Bali Bersih, Jl. Kebo Iwa Selatan Gg. Agastya No. 3 Padangsambian, Denpasar, Bali.
Hariyadi merincikan, kunjungan pertama adalah Bank sampah Induk Bali Wastu Lestari dimana langsung disambut oleh Ni Wayan Riawati selaku Direktur Bank Sampah. “Bank sampah ini adalah Mandiri dengan membawahi bank sampah lainnnya yang ada di lingkungan RT/RW,” tambahnya.
Selanjutnya, kunjungan kedua adalah Bank sampah Sarana Gathi. Bank sampah ini dikelola oleh Ibu Erika bersama 4 orang anggota keluarga lainnya yaitu Ayah, Ibu, Suami dan anak.
“Bank sampah ini terbentuk karena inisiasi dari Bank Sampah Induk Bali Wastu Lestari. Beroperasi secara mandiri dan menggunakan pick up untuk menjemput sampah-sampah yang ada di bank sampah unit di lingkungan terdekat maupun di sekolah-sekolah,” imbuhnya.
Terakhir, kata Camat Nuha, ialah Bank Sampah Bali Bersih yang dikelola oleh bapak Arianto sebagai pemilik yang terbentuk juga karena inisiasi dan BSI Bali Wastu Lestari. Beroperasi secara mandiri dan memiliki 3 unit pick up untuk penjemputan sampah di bank sampah unit.
“Pada kesempatan ini bapak Arianto memberikan penjelasan bagaimana pengelolaan operasional di bank sampahnya yang sangat tidak mudah, termasuk anggota pemilahan yang hanya sebentar bekerja dan upahnya pun harus dibayarkan per bulan, begitupun dengan biaya operasional pengangkutan sampah,” tuturnya.
“Insha Allah kunjungan kita untuk belajar cara mengolah sampah dengan baik di Bali ini tidak sia-sia. Banyak sekali ilmu yang kami dapat ditempat ini. Semoga ini dapat memotivasi Bank Sampah Delima Magani agar menjadi lebih baik lagi kedepan,” tandas Camat Nuha. (rhj/ikp-humas/kominfo-sp)