KABARLUTIM.COM,WOTU-Pembangunan Proyek Jembatan Gantung Tabaroge, Desa Tabaroge, Kecamatan Wotu, Luwu Timur, dikeluhkan Warga.
Pasalnya, Proyek pembangunan jembatan yang menghabiskan anggaran APBD 2019 Rp 859.7 juta itu tampak terlihat badan jembatan turun dan hampir menyentuh sungai.
Selain itu, pada pijakan pada tiang penyangga badan jembatan, terdapat retakan yang melintang. Sehingga Kondisi jembatan ini pun dikeluhkan warga setempat.
Diketahui, Pelaksana proyek adalah CV Rajawali Gunung dengan konsultan pengawas adalah Jihan Walitama.
Masa pelaksanaan proyek 90 hari kalender tepatnya dari 24 September sampai 31 Desember 2019. Satuan Kerja (satker) Dinas Pekerjan Umum dan Penataan Ruang (PU-PR) Luwu Timur.
Informasi yang dihimpun , Proyek jembatan ini belum rampung dikerjakan sesuai kontrak pekerjaan .
Sebagai informasi, jembatan ini dibangun karena jembatan pertama nyaris putus dan mengancam nyawa warga yang terpaksa melintas.
Butuh waktu sekitar dua tahun baru jembatan yang baru ini dibangun, Jembatan ini akan menjadi akses utama warga Dusun Bau-bau masuk dan keluar dari dusun, setiap hari.
Menanggapi hal itu, Anggota DPRD Luwu Timur, Alpian Alwi sudah menegur Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada proyek tersebut.
“Kami juga tanya apakah memang sudah seperti itu perencanaannya,” kata Alpian Kamis (2/1/2020)
Dikatakan Alpian, PPK proyek pembangunan Jembatan Gantung Desa Tabaroge bernama Iswan. Katanya Proyek itu belum serah terima.
“Jadi proyek ini belum serah terima. PPKnya bilang mau turun periksa kondisi proyek tersebut setelah ditegur,” imbuh Alpian
“Jangan sampai diterima kalau kualitasnya buruk,” jelasnya.
Alpian juga meminta dinas terkait PU-PR Luwu Timur agar tidak menerima proyek tersebut kalau kualitasnya buruk.(*)