KABAR LUTIM– Mimpi lama dari warga Jemaat Imanuel Lambarese untuk memiliki gedung Gereja yang representatif akhirnya bisa terealisasi, setelah Pjs. Bupati Luwu Timur, Jayadi Nas bersama Ketua Majelis Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST), Pendeta Djadaramo Tasiabe, M.Th meresmikan dan mentahbiskan Gedung Gereja Imanuel Lambarese, Kecamatan Burau yang ditandai dengan pemukulan gong, pembukaan selubung papan nama gereja, pengguntingan pita dan penandatanganan prasasti, Kamis (24/10/24).
Gedung GKST Jemaat Imanuel sendiri seperti disampaikan Ketua Panitia Pembangunan, Hermanto Patonga, dibangun secara bertahap dalam waktu yang cukup lama, yaitu semenjak tahun 2001 dengan menelan anggaran senilai 700 juta lebih.
Dr. Jayadi Nas dalam sambutannya mengatakan, pesan simbolis dari suatu pembangunan gedung Gereja adalah hasil dari kerja keras, doa dan dukungan dari seluruh jemaat.
Menurutnya, keberhasilan ini menunjukan kekuatan dari kebersamaan dan persaudaraan, karena suatu gedung Gereja tentu tidak bisa dibangun sendiri, tapi dibangun atas dasar persatuan dan gotong royong.
Untuk itu, Jayadi Nas mengucapkan apresiasi kepada semua pihak yang telah berperan dalam proses pembangunan.
“Dengan adanya gedung kebaktian baru ini, GKST Imanuel Lambarese semakin termotivasi untuk meningkatkan kualitas iman dan mempererat hubungan sosial diantara sesama,” ujar Pjs. Bupati Luwu Timur.
Sebagai pemerintah daerah, kata Pjs. Bupati, sangat mendukung kegiatan keagamaan yang dapat memperkuat kehidupan sosial dan budaya masyarakat.
“Kami menyadari bahwa keharmonisan antar umat beragama adalah fondasi yang kokoh untuk membangun daerah yang damai dan sejahtera,” kata Jayadi Nas.
Pada kesempatan itu, Pjs. Bupati juga menyampaikan, saat ini kita dalam tahapan pesta demokrasi, yaitu pemilihan kepala daerah, baik untuk Kabupaten Luwu Timur, maupun Provinsi Sulawesi Selatan.
Untuk itu, Pjs. Bupati berharap kepada umat dan tamu undangan yang hadir untuk senantiasa menjaga suasana kondusif dalam kaitannya dengan momentum politik Pilkada tahun 2024, kiranya perbedaan-perbedaan yang ada itu adalah suatu Rahmat, akan tetapi jangan karena perbedaan tersebut membuat persatuan kita goyah.
“Kita memiliki hak untuk menentukan pilihan masing-masing tapi jangan sampai merusak keharmonisan kita yang selama sudah terjalin dengan baik,” kata Pjs. Bupati mengingatkan.
Tak lupa juga, beliau juga berpesan agar gereja dapat menjadi mitra pemerintah dalam menjaga suasana kondisi selama masa tahapan Pilkada.
Turut hadir pada peresmian dan pengtahbisan, Kepala Disdagkoprinum Lutim, Senfry Oktavianus, Camat Burau, Akbar Bahar, Wakil Sekretaris Umum GKST, Pdt. Elieser Meringgi, M.Th, Kepala Desa Lambarese, Lukman, Danramil Wotu, Bhabinkamtibmas, Majelis Klasis Wotu, Malili – Nuha, Mangkutana -Tomoni serta warga Jemaat setempat. (op/prokopim/ikp-humas/kominfo-sp)