KABARLUTIM.COM,MALILI-Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Luwu Timur, H. Bahri Suli mengatakan, persoalan Stunting tidak bisa dikerjakan satu atau dua dinas saja, tapi diperlukan sinergitas dan komitmen bersama semua pihak untuk mengurangi angka stunting di Luwu Timur.

“Intinya, pemahaman kita semua harus sama terkait persoalan stunting. Olehnya itu, Camat dan Kades maupun kader PKK yang terdepan sangat diharapkan untuk memberikan pemahaman atau sosialisasi di masyarakat diwilayahnya masing-masing agar persoalan angka stunting bisa ditekan bahkan bisa dikurangi,” kata Sekda pada Sosialisasi Penanggulangan dan Pencegahan Stunting dan Gizi Buruk yang dilaksanakan oleh Tim Penggerak PKK Kabupaten Luwu Timur, di Gedung Wanita Simpurusiang Malili, Senin (16/11/2020).

Kegiatan itu diikuti seluruh Pimpinan OPD dan Camat, dengan menghadirkan narasumber Dr. Djunaidi M. Dachlan dari Pusat Managemen Stunting SDGs Center Unhas, Rahmatia SKM, M.Kes dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, Kepala Bapelitbangda Luwu Timur, Dohri As’ari dan Kadis Kesehatan Luwu Timur, dr. Rosmini Pandin.

Menurut Sekda, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan juga telah memberikan bantuan keuangan sebesar Rp. 100 juta untuk penanganan stunting di Luwu Timur. Hal ini merupakan bentuk dukungan dan kolaborasi untuk mencegah bertambahnya angka stunting di Luwu Timur.

Ia menambahkan, saat ini, data stunting di Kabupaten Luwu Timur sebanyak 1.446 balita atau setara 6,2 persen dari jumlah Balita diukur yang berjumlah 23.359 balita yang tersebar diseluruh kecamatan.

Pjs. Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Luwu Timur, Nasrah mengatakan, kegiatan ini merupakan bakti untuk negeri. Menurutnya, dengan menyelamatkan generasi muda dalam hal ini anak-anak, maka Tim Penggerak PKK telah berkontribusi untuk penanggulangan dan pencegahan stunting.

“Meskipun Luwu Timur belum menjadi lokus Stunting. Tapi hal ini sebagai upaya untuk memberikan edukasi dan pemahaman sehingga kita bisa mencegah bertambahnya angka stunting di Luwu Timur,” ungkapnya.

Nasrah juga mengingatkan, masalah stunting merupakan masalah bangsa yang tidak bisa hanya dilakukan satu pihak saja, tapi gerakan ini harus dilakukan bersama-sama seluruh aparat Pemerintah untuk berkomitmen dalam mencegah stunting di Luwu Timur.

Sementara sekretaris Tim Penggerak PKK Luwu Timur, Haslinda dalam laporannya mengatakan, sosialisasi stunting berlangsung selama tiga hari dengan sasaran dua hari untuk para Kades dan Pengurus PKK Kecamatan dan Desa, 13-14 November 2020, sementara untuk hari ini sasarannya Kepala OPD dan Camat.

“Output dari sosialisasi ini diharapkan terjadinya sinergitas antar seluruh elemen Pemerintahan maupun PKK secara berjenjang dan meningkatkan pemahaman dan wawasan terkait persoalan stunting,” tutupnya. (***)

Berita SebelumnyaRachmat Gobel Sebut Nasdem Akan Kerja Penuh Menangkan IBAS-RIO
Berita BerikutnyaWarga Jambu-jambu Wotu Ajak Pemilih Coblos Nomor ‘Sango’, Husler-Budiman ‘Patarrua’

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini